BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kehidupan
didesa terlihat jauh berbeda sepertinya dapat dibilang bertolak belakang dengan
kehidupan dikota.Karena di desa masyarakatnya masih banyak yang mengandalkan
hasil alam dan belum mengenal teknologi modern seperti dikota. Dan penduduk
desa masih sering bergotong royong dan bersifat sosialis. Sedangkan penduduk di
kota bersifat individualis. Mereka sangat sibuk dengan kegiatan mereka pribadi.
Dan juga orang kota sangat mengenal teknologi di kehidupan sehari-hari.
Banyak
juga masyarakat desa yang pergi kekota. Tujuan nya untuk memperbaiki ekonomi
hidup. Banyak dari mereka yang tidak diterima bekerja karena keterbatasan
kemampuan menggunakan teknologi modern. Dan beberapa dari mereka ada yang
pulang kembal ke kampung halamannya untuk bekerja disana.
Selain itu dari pekerjaannya juga
terlihat perbedaan yang sungguh mencolok. Orang kota bekerja di tempat yang
ber-ac, duduk di depan komputer dan membahas suatu rencana untuk kedepannya,
sedangkan mereka ada yang bekerja disawah, dikebun, dilaut, dihutan bahkan
menjadi peternak.
Walaupun kehidupan mereka jauh
berbeda tetapi yang tetap sama adalah tujuan mereka yaitu bekerja untuk
membiayai kebutuhan sehari-hari.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan itu?
2. Apa Perbedaan Pedesaan dan
Perkotaan?
3. Bagaimana Interaksi
Pedesaan dan Perkotaan?
4. Apa Hubungan Pedesaan dan Perkotaan?
5. Sebutkan Masalah Sosial?
6. Bagaimana Solusi Masalah
Sosial?
C. Tujuan
Diharapkan mahasiswa dapat :
- Mengetahui tentang Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan
- Memahami Perbedaan Pedesaan dan Perkotaan
- Mengerti Interaksi Pedesaan dan Perkotaan
- Mengetahui Hubungan Pedesaan dan Perkotaan
- Menyebutkan Masalah Sosial
- Menjelaskan solusi masalah sosial
BAB II
KEPENDUDUKAN
MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PEDESAAN
A. Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat
Pedesaan
1. Masyarakat Perkotaan
Beberapa definisi (secara
etimologis) “kota”dalam bahasa lain yang agak tepat dengan pengertian
ini, seperti dalam bahasa Cina, kota artinya dinding dan dalam bahasa Belanda
kuno, tuiin bisa berarti pagar. Jadi dengan demikian kota adalah batas.
Kota adalah suatu ciptaan peradaban
budaya umat manusia.
Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan.
Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan.
Masyarakat kota adalah suatu
kelompok teritorial di mana penduduknya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
hidup sepenuhnya, dan juga merupakan suatu kelompok terorganisasi yang tinggal
secara kompak di wilayah tertentu dan memiliki derajat interkomuniti yang
tinggi. Masyarakat perkotaan sering disebut urban community
Berbagai masalah yang terdapat
dikota yaitu seperti pengangguran, kemiskinan, kekerasan dan kriminalitas.
a)
Ciri –ciri
yang dapat dlihat dari masyarakat kota.
1)
Sibuk dengan pekerjaannya setiap hari.
2)
Tidak memiliki banyak wakgtu untuk mengurusi
keluarga di rumah.
3)
Tidak
suka bersosialisasi atau bersikap individualisme
4)
Lebih mudah mendapatkan kerja diperkantoran karena mengikuti perkembangan zaman
6) Perubahan-perubahan
sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab masyarakat kota biasanya lebih
terbuka dalam menerima hal-hal baru.
b. Perkembangan
kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan
dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang membentuk
stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan
perkotaan seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
1) Wisma
: unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat
berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan
kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga.
2) Karya
: unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena
unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
3) Marga
: unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan
hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan
antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
4) Suka
: unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5) Penyempurna
: unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara
tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan
kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
c. Permasalahan
di kota antara lain:
1) konflik
(pertengkaran)
2) kontroversi
(pertentangan)
3) kompetisi (persaingan)
4) kegiatan pada
masyarakat pedesaan
5) sistem nilai
budaya
2. Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan biasanya
ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa.
seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
di mana ia hidup dicintai serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban
setiap waktu demi masyarakat atau anggota masyarakat.
1) Afektifitas
ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan.
Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati
terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa
pamrih.
2) Orientasi
kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka
mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka
akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan
keseragaman persamaan.
3) Partikularisme
pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus
untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan
kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu
saja.(lawannya Universalisme)
4) Askripsi
yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh
berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan
yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
5) Kekabaran
(diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi
tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak
langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott
Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa
pengaruh dari luar.
b. Gejala Masyarakat Pedesaan
1) Konflik
(Pertengkaran)
Ramalan orang kota bahwa masyarakat
pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai
dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah penuh
masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari mereka yang selalu berdekatan
dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan
kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi
peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran yang
terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering
menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu
rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan sebagainya.
2) Kontraversi
(pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan
oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam
hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum adat biasanya
meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan
masyarakat.
3) Kompetisi
(Persiapan)
Sesuai dengan kodratnya masyarakat
pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia
biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat
ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif.
Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan
prestasi dan produksi atau output (hasil). Sebaliknya yang negatif bila persaingan
ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga
kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada
manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
4) Kegiatan
pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai
penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan
orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang
diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya adalah
sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa orang desa didorong untuk
bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan yang sangat dari
para ahli. Karena pada umumnya masyarakat sudah bekerja keras.
5) lemahnya
posisi sumber daya alam
lemahnya posisi sumber daya manusia
di pedesaan, kurangnya penguasaan teknologi, lemahnya infrastruktur dan
lemahnya aspek kelembagaan, termasuk budaya, sikap, dan motivasi.
B. Perbedaan antara desa
dan kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara
masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban
community). Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat
kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya
sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses
sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan
"berlawanan" pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat
diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:
Masyarakat Pedesaan
|
Masyarakat Kota
|
Perilaku
homogen
Perilaku
yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
Perilaku
yang berorientasi pada tradisi dan status
Isolasi
sosial, sehingga statik
Kesatuan
dan keutuhan kultural
Banyak
ritual dan nilai-nilai sakral
Kolektivisme
|
Perilaku
heterogen
Perilaku
yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
Perilaku
yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
Mobilitas
sosial, sehingga dinamik
Kebauran
dan diversifikasi kultural
Birokrasi fungsional
dan nilai-nilai sekular
Individualisme
|
C. Interaksi Desa dan Kota
- Interaksi sosial dapat terjadi karena adanya kontak sosial dan
komunikasi.
a. Pola
interaksi sosial pada masyarakat ditentukan oleh struktur sosial masyarakat
yang bersangkutan.
b. Pola
interaksi masyarakat pedesaan adalah dengan prinsip kerukunan, sedang
masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan, dan kadang
hierarki.
c. Pola
interaksi masyarakat pedesaan bersifat horisontal, sedangkan masyarakat
perkotaan vertikal.
d. Pola interaksi
masyarakat kota adalah individual, sedangkan masyarakat desa adalah
kebersamaan.
e. Pola
solidaritas sosial masyarakat pedesaan timbul karena adanya kesamaan-kesamaan
kemasyarakatan, sedangkan masyarakat kota terbentuk karena adanya
perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat.
2. Pengaruh kota terhadap desa :
a. kota
menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan desa
b. menyediakan
tenaga kerja bidang jasa
c. memproduksi
hasil pertanian desa
d. penyedia
fasilitas-fasilitas pendidikan, kesehatan, perdagangan, rekreasi
e. andil
dalam terkikisnya budaya desa
3. Pengaruh desa terhadap kota :
a. penyedia
tenaga kerja kasar
b. penyedia
bahan-bahan kebutuhan kota
c. penyedia
ruang (space)
D. Hubungan desa dan kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan
bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan
terdapat hubungan uang erat, bersifat ketergantungan, karena saling
membutuhkan. Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan
bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan
tertentu di kota. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yg juga
diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani
bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh orang desa.
E. Mengidentifikasi Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan
permasalahan yang terjadi di masyarakat. Masalah sosial merupakan suatu keadaan
di masyarakat yang tidak normal atau tidak semestinya. Masalah sosial dapat
terjadi pada masyarakat di pedesaan maupun di perkotaan. Keadaan masyarakat di
pedesaan dan di perkotaan tentu berbeda. Pada umumnya masyarakat pedesaan masih
memegang erat nilai-nilai kerukunan, kebersamaan dan kepedulian. Sehingga tidak
heran sering kita jumpai adanya kerja bakti, saling memberi dan menolong.
Sedangkan masyarakat di kota hidup dalam suasana egois, individu
(sendiri-sendiri), kurang akrab serta kurang rukun. Kehidupan semacam ini
sebenarnya merupakan salah satu masalah sosial di wilayah tersebut. Saat ini di
negara kita masih banyak kita jumpai permasalahan sosial, antara lain sebagai
berikut:
- Kebodohan
Salah satu akibat bila kita bodoh
adalah mudah diperalat orang lain. Kita juga akan sulit meraih cita-cita yang
tinggi. Kebodohan terjadi karena tidak memiliki pendidikan atau pendidikannya
rendah. Di negara kita ternyata masih banyak orang yang pendidikannya rendah
bahkan tidak pernah sekolah sama sekali. Masih ada orang yang tidak bisa
membaca atau buta huruf. Hal ini antara lain disebabkan oleh kemalasan, biaya
pendidikan yang tinggi dan tidak meratanya pendidikan di Indonesia.
- Pengangguran
Pengangguran adalah orang dewasa
yang tidak bekerja dan tidak mendapatkan penghasilan. Jumlah pengangguran
semakin banyak karena jumlah lulusan sekolah lebih banyak dari pada jumlah
lapangan pekerjaan. Selain itu para pengusaha dihadapkan pada persoalan kenaikan
tarif listrik dan harga bahan bakar minyak yang mahal. Hal itu menyebabkan
banyaknya perusahaan yang tutup dan bangkrut, atau setidaknya mengurangi jumlah
karyawannya. Itulah sebabnya pengangguran dapat menimbulkan permasalahan sosial
lainnya. Seperti kemiskinan, kejahatan, perjudian, kelaparan, kurang gizi
bahkan meningkatnya angka bunuh diri.
- Kemiskinan
Semakin banyak dan semakin lama
orang menganggur menyebabkan kemiskinan. Orang yang miskin tidak dapat memenuhi
kebutuhan pokoknya seperti pangan, sandang dan papan. Kemiskinan dapat
menyebabkan berbagai permasalahan sosial yang lain, seperti kejahatan,
kelaparan, putus sekolah, kurang gizi, rentan penyakit dan stress. Kemiskinan
bisa disebabkan oleh dua hal. Yakni dari dalam diri seseorang (internal) dan
faktor dari luar (eksternal). Faktor internal antara lain karena pendidikan
yang rendah, tidak memiliki keterampilan dan karena sifat malas. Sedangkan
faktor eksternal antara lain disebabkan oleh kondisi ekonomi negara yang buruk,
harga melambung tinggi dan kurangnya perhatian pemerintah.
- Kejahatan
Kejahatan sering disebut sebagai
tindak kriminal atau perbuatan yang melanggar hukum. Pengangguran dan
kemiskinan dapat menyebabkan tindak kejahatan. Jika tidak dilandasi keimanan
dan akal sehat, penganggur mengambil jalan pintas untuk mengatasi
kemiskinannya. Banyak cara keliru yang dijalani misalnya melakukan judi,
penipuan, pencurian, pencopetan, perampokan hingga pada pembunuhan. Yang stress
dan tidak kuat bisa kemudian minum-minuman keras atau memakai narkoba. Namun
ternyata kejahatan tidak hanya karena miskin. Banyak orang yang sebenarnya
sudah mapan hidupnya melakukan kejahatan.
- Pertikaian
Pertikaian bisa disebabkan karena
salah paham, emosi yang tidak terkendali atau karena memperebutkan sesuatu.
Sesuatu yang diperebutkan dapat berupa suatu prinsip, seseorang atau suatu
barang. Pertikaian dapat terjadi di dalam suatu keluarga atau di masyarakat.
Pertikaian yang tidak segera diselesaikan bisa berakibat fatal. Suatu
pertikaian bahkan dapat menimbulkan korban jiwa.
- Kenakalan remaja
Kebut-kebutan bagi mereka sendiri
sangat berbahaya yakni dapat menimbulkan kecelakaan. Di samping itu juga
mengganggu dan membahayakan orang lain. Kenakalan remaja dapat berbentuk lain
seperti coret-coret dinding di jalan, minum-minuman keras, berdandan yang tidak
semestinya ataupun menggunakan narkoba. Penyebab kenakalan remaja antara lain
sebagai berikut :
a. Kurangnya
perhatian dari orang tua
b. Pengaruh
lingkungan pergaulan
c. Kurang
mantapnya kepribadian diri
d. Jauh dari
kehidupan beragama
F. Solusi
Masalah Sosial
Mengatasi masalah sosial bukanlah
perkara yang mudah. Berikut ini beberapa contoh upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah dalam mengatasi permasalahan sosial:
1.
Pemberian
beras untuk masyarakat miskin (Raskin)
Raskin merupakan program pemberian bantuan pangan dari pemerintah berupa
beras dengan harga yang sangat murah. Dengan raskin diharapkan masyarakat yang
termasuk keluarga miskin dapat memenuhi kebutuhan pangannya.
2.
Pemberian kartu
askes
Kartu Askes (Asuransi Kesehatan) diberikan kepada keluarga miskin. Kartu
Askes kadang disebut Askeskin (Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin). Dengan
kartu Askes, keluarga miskin dapat berobat di rumah sakit yang ditunjuk dengan
biaya ringan atau gratis.
3.
Pemberian
Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
BOS diberikan kepada siswa-siswi sekolah mulai dari sekolah dasar sampai
tingkat SLTA. Tujuannya untuk meringankan biaya pendidikan. Sekarang juga sudah
dilakukan program BOS buku. Yakni program penyediaan buku pelajaran bagi siswa
sekolah. Dengan BOS buku diharapkan orang tua tidak lagi dibebani biaya membeli
buku pelajaran untuk anaknya yang sekolah.
4.
Sekolah
terbuka
Sekolah terbuka merupakan sekolah yang waktu belajarnya tidak terlalu padat
dan terikat. Sekolah terbuka diperuntukkan bagai siswa yang kurang mampu.
Dengan sekolah terbuka siswanya dapat sekolah meskipun sudah bekerja.
5.
Program
pendidikan luar sekolah
Pendidikan luar sekolah biasanya berupa kursus-kursus seperti menjahit,
perbengkelan ataupun komputer. Pemerintah mengadakan program pendidikan luar
sekolah agar anak-anak yang tidak sekolah atau putus sekolah dapat tetap
memiliki ilmu dan ketrampilan.
6.
Pemberian
bantuan modal usaha
Bantuan modal usaha diberikan kepada masyarakat miskin yang akan mengembangkan
atau memulai suatu usaha. Biasanya untuk usaha kecil dan menengah. Bantuan
modal usaha ini adalah dalam rangka mengurangi angka pengangguran dan
kemiskinan.
7.
Mengontrol
jumlah dan pertumbuhan penduduk
Untuk mengontrol jumlah dan pertumbuhan penduduk salah satunya yaitu dengan
program Keluarga Berencana (KB) dengan semboyan dua anak saja cukup, dengan
demikian diharapkan setiap anak yang lahir akan bisa terurus dengan baik karena
jumlah anak yang dilahirkan tidak banyak.
8.
Pemberian
Bantuan Tunai Langsung (BTL)
BTL diberikan
kepada masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan. BTL merupakan dana
kompensasi/pengganti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
9.
Pemerataan
persebaran penduduk.
Pemerataan penduduk sebenarnya sudah dilakukan sejak zaman belanda yaitu
dengan mengirim penduduk pulau jawa ke sumatra, kalimantan dan pulau-pulau yang
lain untuk menjadi pekerja. Hal seperti ini dilanjutkan pada masa orde baru
dengan nama transmigrasi, ada banyak perbedaan antara masa belanda dengan masa
orde baru, pada masa orde baru orang yang mau transmigrasi di beri tanah,
rumah, di jatah bahan makanan dalam kurun waktu tertentu. Transmigrasi
dilakukan untuk mengurangi kepadatan penduduk dan memberikan peluang usaha
serta pekerjaan bagi masyarakat.
10.
Peningkatan
pelayanan kesehatan.
11.
Peningkatan
pelayanan pendidikan.
Pemerintah sudah berupaya keras untuk meningkatkan pendidikan di indonesia
yaitu dengan memberikan bantuan kepada setiap sekolah dan siswanya. Serta
diselenggarakannya SMP dan SMA terbuka yang di khususkan untuk mereka yang
tidak mampu, sekarang pemerintah mencanangkan program wajib belajar.
12.
Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Kesehatan adalah modal utama manusia
dalam berdaya upaya, oleh karena itu kesehatan sangat penting dan karena
pentingnya tersebut pemerintah mencanangkan makanan 4 sehat 5 sempurna dan
posyandu-posyandu di desa-desa.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Walaupun
terdapat banyak perbedaan antara masyarakat desa dan kota tetapi mereka membunyai
keterkaitan yang sangat kuat. Masyarakat desa membutuhkan teknologi yang
berasal dari kota sedangkan masyarakat kota membutuhkan bahan-bahan untuk
kehidupannnya yang berada di desa. Jadi
dar makalah ini kita dapat melihat berbagai perbedaan serta keterkaitan antara
masyarakat desa dan kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar